Total Tayangan Halaman


Selasa, 06 September 2011

How To Series - How to Excel in Your Career

Topik yang tampaknya sederhana, namun seringkali menjadi pertanyaan di benak banyak orang, terutama bagi fresh graduates.

Seringkali, kita bingung melihat karir seseorang bisa begitu melesat, indikator utama yang digunakan biasanya adalah orang tersebut dalam usia yang relatif muda sudah berhasil menduduki jabatan/posisi penting dalam suatu perusahaan. Beberapa yang berpandangan negatif biasanya mengatakan orang tersebut hokky, penjilat yang hebat, memiliki koneksi yang kuat, dan komentar lainnya yang bersifat negatif. Padahal, segala sesuatu pasti membutuhkan perjuangan, usaha keras untuk mencapainya. Seringkali kita tidak melihat secara menyeluruh sebarapa besar sacrifice (pengorbanan) yang harus dikeluarkan seseorang yang sukses dalam karirnya, contohnya: lebih sedikit waktu untuk keluarga, tidak ada waktu untuk menjalankan hobby-nya, dll.

Sementara sebagian orang yang berpandangan positif akan menganggap seseorang yang secara karir berhasil menjadi role model (panutan), serta memberi inspirasi bagi banyak orang.

Mari kita bahas secara sisi positif saja, karena menurut saya hal ini bisa berlaku bagi semua orang, dan bagi mereka yang berpandangan positif, saya berharap dapat membantunya bertumbuh dalam karir.

Tentunya tulisan ini lebih relevan bagi Anda yang menjadi karyawan, bukan yang menjadi pengusaha, namun sedikit banyak dapat memberikan gambaran.

How To Excel in Your Career:

  1. Be specific in your field. Seringkali kita menemukan seseorang yang tidak memiliki bidang pekerjaan yang spesifik, contoh: seorang lulusan sarjana teknik kimia, membangun karir dengan menjadi Management Trainee di sebuah perusahaan tekstil, kemudian pindah kerja menjadi bagian Research & Development di perusahaan Farmasi, kemudian pindah kerja lagi ke perusahaan distribusi alat kesehatan menjadi Sales Supervisor. Hal ini berbeda dengan kasus misalnya seorang lulusan sarjana akuntansi memulai karirnya sebagai Auditor di perusahaan akuntan publik selama empat tahun, kemudian pindah kerja ke perusahaan manufaktur menduduki jabatan Accounting Manager. Bidang yang dimasuki adalah sama, bidang akuntansi dan keuangan. Yeah, you get the idea. Walaupun terkadang tidak disadari, kita seringkali tidak memiliki bidang yang spesifik. Berapa banyak kenalan Anda yang lulusan sarjana teknik yang menjadi sales? Bukan berarti tidak boleh atau tidak mungkin karirnya melesat, namun yang terpenting adalah be specific!, apabila Anda ingin berkarir di bidang Sales, lakukan sejak sedini mungkin, dan jangan berpindah-pindah bidang. Be specific in your field.
  2. Be a master in your field. Setelah Anda menentukan bidang apa yang ingin Anda masuki, pastikan Anda menjadi ahli di bidang tersebut. Biasanya, diperlukan usaha lebih dari sekedar bekerja keras di bidang tersebut. Anda memerlukan referensi tambahan, seperti membaca buku, majalah, atau jurnal yang membahas bidang tersebut. Dengan menjadi ahli di bidang yang Anda pilih, membuat diri Anda lebih fokus dan membuat orang lain melihat keahlian Anda menjadi lebih spesifik. Di dunia kerja, akan lebih bernilai menjadi seseorang yang sangat ahli di suatu bidang, dibandingkan seseorang yang mengerti banyak bidang, namun hanya permukaannya saja. Be a master in your field.
  3. Build a rewarding experience. Dalam membangun karir, seringkali kita dihadapkan pada kondisi yang dilematis, contoh: Anda menerima tawaran dari dua perusahaan berbeda, let's say perusahaan A dan B. A adalah sebuah perusahaan multinasional berkelas, memiliki beberapa merek yang menjadi market leader di industrinya, namun menawarkan posisi dan kompensasi yang lebih kecil. B adalah perusahaan lokal yang baru saja berdiri selama tiga tahun, memiliki beberapa merek yang cukup besar di industrinya, menawarkan posisi lebih tinggi dan kompensasi dua kali lipat daripada A. Mana yang akan Anda pilih? Penawaran dari A atau B? Kebanyakan akan memilih B, karena posisi dan kompensasi lebih baik daripada A. Perlu dicermati, bahwa tidak melulu posisi dan kompensasi menjadi kunci dalam mengambil keputusan. Untuk seseorang yang sedang membangun karir, akan lebih baik apabila memiliki pengalaman dari perusahaan yang besar, dengan sistem yang sudah mapan dan kaya pengalaman. Karena disitu seseorang dapat belajar mengenai kondisi yang relatif lebih ideal dalam menjalankan organisasi. Walaupun tidak selalu kondisinya demikian, namun hal ini sangat nyata. Dalam kasus ini, sangat wajar bila B menawarkan posisi lebih tinggi dan kompensasi lebih baik, karena B mengharapkan Anda memberikan ilmu, pengetahuan, dan pengalaman Anda untuk memperbaiki sistem di perusahaan B. Nah, celakanya apabila Anda sendiri belum pernah mengetahui rasanya berada dalam kondisi yang ideal, dimana sistem sudah berjalan dengan sendirinya tanpa bergantung siapapun manusia yang mengontrolnya, dll. Pada akhirnya, saat Anda masuk ke perusahaan B, terdapat gap antara ekspektasi dan kenyataan, dimana bisa saja perusahaan B pada akhirnya kecewa pada kinerja Anda, yang akan berakibat buruk pada resume. Filosofi kelapa sawit menjadi hal yang selalu saya ingat, dalam lima tahun pertama, kelapa sawit tidak akan menghasilkan apapun bagi investornya. Namun setelah lima tahun dan bisa dipanen, maka saat itulah sang investor menuai hasil yang sebanding dengan penantiannya. Build a rewarding experience.
  4. Loyal to your profession, not your company. Petuah yang diberikan atasan saya di perusahaan tempat saya memulai karir saya. Kadang terdengar kontroversial, provokatif, dan sangat egois. Namun sangat masuk akal. Pada dasarnya, perusahaan manapun akan tetap menggunakan jasa Anda pada saat mereka membutuhkan Anda. Pada saat mereka tidak butuh lagi, maka saat itulah nasib Anda berada di ujung tanduk. Nobody wants you when you are not adding value to them. Apabila mindset Anda diarahkan untuk loyal pada profesi Anda, bukan pada perusahaan tempat Anda bekerja, maka secara otomatis Anda akan turut loyal pada perusahaan tempat Anda bekerja. Anda akan lebih fokus pada bagaimana menjadikan diri Anda seorang researcher, seorang marketer, atau seorang plant manager yang profesional, dibandingkan fokus pada bagaimana menyenangkan atasan Anda. Otomatis, perusahaan tempat Anda bekerja akan menerima value added yang Anda berikan, dan apabila suatu saat hal yang mengerikan itu datang, saat Anda terpaksa (atau dipaksa) meninggalkan pekerjaan di perusahaan tersebut, Anda akan dengan mudah memperoleh penawaran kerja dari perusahaan lain, karena profesi Anda, bukan karena perusahaan Anda sebelumnya. Loyal to your profession, not your company.
  5. Look for a role model. Carilah panutan yang dapat menginspirasi diri Anda. Panutan ini bisa seseorang yang bekerja di bidang yang sama, atau yang sama sekali berbeda. Hal yang bisa dijadikan model pun bermacam-macam, dari bagaimana cara dia berbicara, cara dia berpakaian, dll. Intinya adalah, dengan memiliki role model, Anda akan secara sadar dan tidak sadar memposisikan diri Anda menjadi atau mendekati sosok role model tersebut. Seorang Michael Jordan (pemain basket AS yang legendaris) mampu menjadi inspirasi jutaan orang di dunia dengan cara dia memasukkan bola basket ke dalam keranjang yang sangat kreatif. Seorang Nelson Mandela menginspirasi orang lain dengan semangat pantang menyerah dalam memperjuangkan kesamaan hak antar sesama manusia. Seorang Mother Theresa menginspirasi dunia dengan pendekatan kasih yang ditawarkannya. Role model tidak harus orang top, selebritsi, atau orang beken lainnya. Bahkan seorang pembantu rumah tangga dapat memberikan inspirasi bagaimana dia bekerja keras untuk menghidupi keluarganya di kampung halaman. Look for a role model.
  6. Get a mentor. Mentor adalah seseorang yang dapat memberikan pengarahan pada Anda tentang pekerjaan Anda, bukan sebagai atasan, namun sebagai orang yang sudah lebih berpengalaman. Carilah mentor yang menurut Anda dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan karir Anda. Minta secara langsung kepada calon mentor Anda, waktu yang jadwal yang spesifik untuk dapat bertemu dan berbincang-bincang mengenai pekerjaan Anda. Pada saat yang ditentukan, siapkan pertanyaan-pertanyaan yang Anda perlukan jawabannya dari Mentor Anda. Biasanya yang berkaitan dengan pekerjaan yang Anda lakukan. Tanya bagaimana pandangan dia apabila Anda mengambil tindakan tertentu, apa kira-kira reaksi dari departemen lain, dsb. Ingat, ini bukan politik kantor. Anda tidak sedang membangun koalisi untuk menjatuhkan atau menjelekkan salah satu pihak di perusahaan Anda, namun Anda sedang membangun knowledge dan menyerap ilmu dari Mentor Anda. Beberapa perusahaan bahkan sudah menjadikan program Mentoring ini menjadi program perusahaan, dimana seorang manager diwajibkan memiliki "anak mentor", karena hal ini terbukti memberikan kontribusi positif bagi perkembangan perusahaan juga. Get a mentor.
  7. Be a coach. Seorang coach tidak harus lebih baik dari anak didiknya. Seorang coach juara dunia tinju tidak harus pernah menjadi juara dunia. Coach adalah orang yang melatih Anda, mempersiapkan Anda menjadi yang terbaik yang bisa Anda berikan, dan pada saat pertandingan bisa menjadi orang yang melihat secara keseluruhan (big picture) jalannya pertandingan. Dengan menjadi coach bagi orang lain, Anda akan selalu mengasah keterampilan Anda, sehingga tidak pernah tumpul. Anda bisa menjadi coach bagi rekan kerja, coach bagi lingkungan tempat Anda tinggal, atau komunitas tempat Anda berada. Seorang coach akan lebih merasa bahagia saat anak didiknya berhasil, DIBANDINGKAN saat dirinya sendiri berhasil. Saat Anda bisa memiliki pola pikir dan mentalitas seperti itu, maka Anda siap menjadi coach. Be a coach.
  8. Involve in productive networks. Bergabunglah dengan komunitas yang Anda sukai, akan lebih baik lagi apabila berhubungan dengan pekerjaan Anda. Dari kesamaan hobby atau bidang pekerjaan, akan terbangun kesempatan-kesempatan. Bukan tidak mungkin akan datang penawaran kerja dari rekan Anda di komunitas. Banyak berkembang komunitas di Indonesia, negara dimana masyarakatnya sangat senang bersosialisasi dengan orang lain (bahasa lainnya: gossip :p), Anda bisa bergabung dengan komunitas Key Account Manager, komunitas Avanza-Xenia Indonesia Club, komunitas agama di lingkungan Anda, dll. Paling jelek, Anda akan mendapatkan kenalan baru, yang bisa jadi merupakan pasar potensial dari produk/jasa yang Anda tawarkan. Involve in productive networks.
  9. Understand your career objective. Sadari apa yang ingin Anda capai dalam karir Anda. What is your ultimate goal? Ada orang yang ingin menjadi President Director, ada yang cukup menjadi Marketing Manager, ada yang merasa nyaman dengan menjadi Area Sales Manager. Hal ini akan menentukan sejauh apa usaha yang Anda perlukan, dan bagaimana cara mencapainya. Dengan mengerti tujuan akhir karir Anda, secara otomatis Anda akan mengarahkan segala usaha untuk mencapainya. Tidak ada posisi akhir yang paling ideal, karena masing-masing orang memiliki prioritas dan aspirasi hidup masing-masing. Tidak berarti menjadi Direktur lebih sukses daripada seorang Sales Manager. Defintion of success is never the same to everyone. Understand your career objective.
  10. Honesty is always the best policy. Pada akhirnya, kejujuran adalah hal yang paling penting. Dalam membangun karir, nama baik adalah segalanya. Saat Anda konsisten dengan kejujuran, Anda sudah berada di jalan yang benar. Banyak orang jujur yang harus tersingkir dari pekerjaannya, well, that's life!. Kejujuran bukan jaminan kesuksesan dalam pencapaian karir. Kejujuran merupakan hal fundamental dalam hidup Anda. Pegang teguh prinsip ini, Anda mungkin saja tidak berhasil dalam karir, namun Anda akan berhasil dalam menjalani kehidupan.

Bangsa Indonesia membutuhkan lebih banyak orang yang mampu menginspirasi orang lain dalam hal-hal yang positif untuk membuat negara ini menjadi lebih baik lagi. Marilah kita berusaha untuk selalu menjadi inspirasi bagi orang lain.

Disclaimer: Catatan ini hanya ditujukan sebagai bahan referensi bagi Pembaca, penulis tidak bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil oleh Pembaca, serta dampaknya bagi kepentingan pribadi maupun kepentingan bisnis Pembaca. Kepada seluruh Pembaca diharapkan untuk menggunakan akal sehat dalam mencerna setiap tulisan yang ada, sehingga pemahaman yang didapat betul-betul dapat ditanggapi secara positif dan bermanfaat bagi kehidupan bersama. Apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, saran, komentar, atau pertanyaan, dapat menyampaikannya langsung kepada penulis melalui email: herianto.sumali@gmail.com. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar